Ultimatum.id,JAMBI – Merujuk pada sebuah studi Psikologi Warna, warna hitam dianggap melambangkan kekuatan, berat, formalitas, keseriusan, kesunyian, misteri, ketakutan, kematian, kerahasiaan, duka cita, penyesalan, dan kehampaan. Jadi bisa diartikan kalau warna hitam memiliki dua sisi yakni sisi yang baik dan sisi buruk ataupun jelek.
Diantara sekian banyak filosofi warna hitam setidak-tidaknya terdapat sejumlah pandangan yang kiranya memiliki korelasi (hubungan) dengan batubara beserta segala fenomenanya yang ada dan terjadi di lingkungan Kantor Gubernur dan Gedung DPRD Provinsi Jambi. Aksi sejumlah warga masyarakat yang mendirikan tenda memblokir jalan di lingkungan tempat tinggal mereka membuat Gubernur Jambi Al Haris bersama dengan Edi Purwanto selaku mitra kerja yang memimpin penggunaan hak controling, hak budgetting dan hak legalisasi turun tangan memberikan permen-permen penyejuk hati masyarakat yang telah terlanjur terluka sebagai korban dari suatu kebijakan.
Kehadiran kedua pemegang kekuasaan urusan tujuan negara tersebut bukan karena aksi masyarakat tersebut akan tetapi dari segi phsycologi lebih disebabkan karena batubara dengan warna hitamnya. Phsycologi memberikan persefsi warna hitam tidak hanya sebatas perlambang kedukaan dan kesedihan serta kemisteriusan. Ketika ada orang yang mengenakan pakaian hitam, biasanya orang tersebut cenderung memiliki karakter yang agak tertutup dan tidak terlalu mempedulikan apa perkataan orang lain mengenai dirinya.
Tidak hanya sebatas perihal sebagaimana diatas akan tetapi warna hitam juga sebagai simbol dari banyak sisi antara lain sebagai simbolisasai karakteristik keberanian, kejantanan dan ketegasan serta keseriusan alias tidak main-main apalagi hanya kebohongan pelepas masalah yang bersifat sementara waktu.