KESEPAKATAN MENAKLUKAN & MENGABAIKAN SUARA TUHAN

admin

- Redaksi

Senin, 17 Februari 2025 - 16:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ultimatum.id,JAMBI – Semua Polemik dalam hal pemanfaatan Sumber Daya Alam seperti Minyak dan Gas, Mineral Batubara dan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) berawal dari lemahnya kesadaran akan pelaksanaan penegakan norma atau kaidah Hukum Perizinan, dan Hukum Lingkungan.

Bahkan fakta tentang beberapa polemik yang ada menunjukan bagaimana luas dan besarnya kekuasaan Oligarki dan Kleptokrasi serta kekuasaan ala kaum Plutokrasi.

Sepertinya masih terjadi kekosongan hukum menyangkut tentang keberadaan kaum dan praktek paham-paham yang layak dinilai sebagai virus ganas perusak system Demokrasi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemerintah terkesan belum memiliki kemampuan untuk memandang bahwa ketiga golongan tersebut sebagai suatu musuh besar bagi negara, hingga baik secara implisit maupun eksplisit belum ada ketentuan yang melarang secara tegas praktek-praktek yang termasuk kategori kelompok diatas.

Bahkan terkesan Pemerintah dan Hukum telah tunduk dan takluk dibawa kekuasaan ajaran yang bertentangan dengan paham Demokrasi tersebut, seakan-akan negara dan bangsa ini masih berstatus sebagai negara dan bangsa terjajah.

Keadaan tersebut dapat dilihat ataupun tergambar dari beberapa fakta yang menunjukan bahwa pemanfaatan Sumber Daya Alam antara lain seperti Mineral Batubara memang benar-benar telah menjadi lahan subur bagi tumbuh kembangnya musuh-musuh Demokrasi sebagaimana diatas.

Berita Terkait  LATAH ATAUKAH PURA-PURA

Kesuburan lahan bagi rivalitas demokrasi yang berhasil membuat terdegradasinya kesadaran akan pemahan terhadap instrument hukum terutama menyangkut tentang prinsif pembangunan berkelanjutan (Sustuinable Development).

Jangankan untuk pelaksanaan isi daripada deklarasi Stockholm (1972) justru yang terjadi sebaliknya dimana Hukum dan Pemerintah terkesan telah berhasil dilumpuhkan oleh barisan virus demokrasi hingga pemerintah terlihat seakan-akan cenderung lebih dominan melahirkan sejumlah kebijakan yang tidak memiliki Kepastian Hukum, serta bertentangan dengan amanat suara rakyat.

Suatu gambaran tentang praktek pembiaran dan merajalelanya praktek pengabaian terhadap nasib dan rezeki generasi mendatang sebagai penerus keberlangsungan kedaulatan bangsa dan negara.

Padahal secara normative amanat konstitusional mengatur Pemerintah dalam keadaan tertentu dapat melakukan upaya paksa untuk itu Pemerintah dilengkapi dengan alat negara bersenjata (TNI) dan dipersenjatai (POLRI).

Secara tersembunyi (bathiniah) diluar kekuatan alat negara berlandaskan norma atau kaidah hukum tersebut pemerintah dilengkapi dengan suatu kekuatan yang paling amat dahsyat yaitu dengan keberadaan dan dukungan adanya “Suara Tuhan” sebagaimana keyakinan bersama suara rakyat adalah suara Tuhan (Vox Vovuli Vox Dei).

Berita Terkait  Kuasa Hukum RSUD Abunjani Bangko Resmi Laporkan (MG) Pemilik Akun Medsos Ke APH. Akibat Sebar HOAX. 

Proses penerimaan amanat kekuatan suara yang dilakukan dengan cara menghadirkan Tuhan beserta Iman sebagai saksi dalam pengucapan kalimat yang dianggap suci dan disakralkan.

Kekuatan suara rakyat yang menitipkan amanah dalam ruang lingkup penghambaan berupa pelayanan dan pengayoman serta perlindungan bagi rakyat guna mencapai tujuan negara.

Sepertinya kesakralan Sumpah Jabatan telah mengalami abrasi dan telah tertimbun oleh tebalnya timbunan limbah kepentingan politik dan kekuasaan, hingga menimbulkan kesan adanya kesepakatan untuk secara bersama-sama menaklukan dan mengabaikan suara Tuhan.

Limbah-limbah yang tercipta dari Cacat Nalar (Legal Fallacy) ataupun Sesat Pikiran. Kondisi pemikiran yang bertentangan dengan konsep Animal Rasionale (Manusia Hewan yang berpikir).

Sederhananya akal pikiran adalah alat utama sebagai tolak ukur untuk membedakan antara manusia dengan binatang.

Agar tidak menimbulkan suatu jeadaan yang lebih menonjolkan gambaran manusia tidak berbeda dengan binatang buas yang diumpamakan dengan Srigala, sebagai perwakilan komunitas binatang buas.

Dari situ dapat ditarik suatu kesimpuan bahwa manusia yang mengalami cacat nalar dan/atau sesat pikiran tidak berbeda dengan binatang buas, atau binatang buas bertubuhkan manusia.

Berita Terkait  Berhasil Ungkap 52,4 Kilogram Sabu, 19 Personil Satresnarkoba Polresta Jambi Terima Penghargaan dari Kapolda 

Sementara kebijakan itu sendiri, tercipta dan terwujud serta berasal dari akal dan pikiran, maka secara tidak langsung kebijakan dapat dianalogkan kebijakan sebagai pembeda antara manusia dan binatang.

Disamping sebagai pembeda, kebijakan juga sebagai filter ataupun pembatas agar tidak terjadi suatu keadaan di mana manusia benar-benar berprilaku sebagaimana yang di kemukakan oleh Thommas Hobbes yang menilai manusia srigala bagi manusia lainnya (Homo Homini Lupus).

Seharusnya akal pikiran yang sehat mampu menjadi kontrol bagi manusia dalam melakukan pengelolaan Sumber Daya Alam dengan meletakan manusia tetap berada pada posisinya sebagaimana pandangan Ariestoteles yang menilai manusia adalah hewan yang berakal sehat, yang bertindak dan berpikir dengan menggunakan akal sehat.

Akal Sehat yang mampu untuk tetap mengedepankan nilai-nilai manusiawi dengan menempatkan manusia sebagai makhluk sosial atau hewan yang berpolitik (Zoonpoliticon), yang hidup bermasyarakat, beretika dan berperadaban serta mampu menciptakan tata tertib, dengan menenggelamkan dan mengubur sifat rakus dan keserakahan, yang identik dengan sifat-sifat kebinatangan.

Oleh: Jamhuri-Direktur Eksekutif LSM Sembilan

Print Friendly, PDF & Email

Berita Terkait

LUSUHNYA KAIN BENDERA DI DEPAN HIDUNG PEJABAT    
R.JAMHURI,'” Aksi Unjuk Rasa Ribuan Pegawai Honorer Provinsi Jambi, Menakar Kadar Kesadaran Hukum Pemerintah.
REZEKI PEMULUNG DI LINGKARAN APBD
KEHANCURAN ETIKA DAN MORALITAS RUNTUHKAN KEKUASAAN
MENYIBAK TOPENG-TOPENG EKSEKUTIF TANPA MUKA
Polres Tanjab Barat berhasil amankan pelaku Begal Handphone di Jalan Sepi
Bupati Anwar Sadat Optimis Akatara Gas Facility Tingkatkan APBD dan Penuhi Kebutuhan Gas Masyarakat Tanjab Barat
Sentuhan Humanis Bupati Anwar Sadat, Bantu Janda Lima Anak Miliki Rumah Layak Huni
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 22 Mei 2025 - 20:10 WIB

LUSUHNYA KAIN BENDERA DI DEPAN HIDUNG PEJABAT    

Jumat, 16 Mei 2025 - 14:48 WIB

R.JAMHURI,'” Aksi Unjuk Rasa Ribuan Pegawai Honorer Provinsi Jambi, Menakar Kadar Kesadaran Hukum Pemerintah.

Rabu, 14 Mei 2025 - 11:44 WIB

REZEKI PEMULUNG DI LINGKARAN APBD

Sabtu, 26 April 2025 - 17:53 WIB

KEHANCURAN ETIKA DAN MORALITAS RUNTUHKAN KEKUASAAN

Jumat, 25 April 2025 - 15:16 WIB

MENYIBAK TOPENG-TOPENG EKSEKUTIF TANPA MUKA

Kamis, 17 April 2025 - 08:52 WIB

Bupati Anwar Sadat Optimis Akatara Gas Facility Tingkatkan APBD dan Penuhi Kebutuhan Gas Masyarakat Tanjab Barat

Senin, 14 April 2025 - 08:26 WIB

Sentuhan Humanis Bupati Anwar Sadat, Bantu Janda Lima Anak Miliki Rumah Layak Huni

Senin, 31 Maret 2025 - 08:20 WIB

WAJAH-WAJAH PELACUR & PEMERKOSA BIROKRASI KEKUASAAN

Berita Terbaru

Berita

LUSUHNYA KAIN BENDERA DI DEPAN HIDUNG PEJABAT    

Kamis, 22 Mei 2025 - 20:10 WIB

Berita

REZEKI PEMULUNG DI LINGKARAN APBD

Rabu, 14 Mei 2025 - 11:44 WIB

Berita

KEHANCURAN ETIKA DAN MORALITAS RUNTUHKAN KEKUASAAN

Sabtu, 26 Apr 2025 - 17:53 WIB

Berita

MENYIBAK TOPENG-TOPENG EKSEKUTIF TANPA MUKA

Jumat, 25 Apr 2025 - 15:16 WIB